Dikutip dari viva.co.id Pakar UGM, Dwikorita Karnawati, mengatakan bencana banjir dan
tanah longsor di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang menyebabkan
puluhan korban meninggal dunia dipicu oleh beberapa hal.
1. kondisi lereng bukit yang cukup tajam, susunan
tanah yang gembur, serta curah hujan yang cukup tinggi. Curah hujan di
Purworejo mencapai 130 milimeter.
“Longsor Banjarnegara dulu curah hujannya mencapai 113 milimeter per
hari.
2. Tata ruang yang disusun
harus terintegrasi dengan lokasi zona bencana, seperti rentan tanah
longsor dan banjir. Diperlukan sikap patuh dari warga di sekitar zona bahaya
terhadap rambu-rambu yang telah terpasang. Hal ini diperlukan untuk
menghindari timbulnya korban jiwa, khususnya akibat longsor, seperti
yang terjadi di Purworejo baru-baru ini. Senada dengan itu, pakar kebencanaan UGM lainnya, Agung Setianto,
menambahkan lokasi rawan bencana cukup merata di Jawa Tengah, seperti
Purworejo, Kebumen, Wonosobo, Temanggung, Semarang, Karanganyar, Batang,
Magelang, dan lainnya. Adanya kendala dalam mitigasi bencana, di antaranya ketersediaan data yang belum detail.Selain itu, secara sosial masyarakat yang tinggal di sekitar daerah rawan bencana tidak mau pindah ke lokasi yang lebih aman.
Terima kasih atas kesan dan pesan Anda